Bab I: Tiba di Bandung
Namanya Aisyah, seorang perempuan Minangkabau yang baru saja menjejakkan kakinya di Bandung. Berkerudung, matanya penuh semangat, dan hatinya berdebar-debar. Dia telah diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) favorit, dan kini kota ini menjadi rumah barunya.
Bab II: Pertemuan dengan Teman Baru
Di asrama mahasiswa, Aisyah bertemu dengan teman-teman seangkatannya. Ada Rizky, yang berasal dari Jawa Tengah, dan Maya, yang berasal dari Sumatera Utara. Mereka berbicara tentang kuliah, harapan, dan mimpi-mimpi mereka.
Bab III: Kuliah Pertama
Hari pertama kuliah, Aisyah duduk di ruang kuliah yang penuh dengan wajah-wajah asing. Dosen memulai kuliah dengan tegas, dan Aisyah mencatat setiap kata yang keluar dari mulutnya. Dia merasa kecil di tengah lautan pengetahuan.
Bab IV: Menjaga Tradisi
Aisyah tidak lupa akar-akarnya. Di sela-sela kuliah, dia membaca tentang Minangkabau, tentang Bundo Kanduang, perempuan yang dihormati dan diistimewakan dalam adat. Dia berbicara dengan ibunya melalui telepon, mengenang rumah dan gunung-gunung di Bukittinggi.
Bab V: Persahabatan dan Solidaritas
Rizky dan Maya menjadi teman dekat Aisyah. Mereka berbicara tentang kehidupan, cinta, dan impian. Aisyah belajar tentang keberagaman, tentang bagaimana perbedaan bisa menjadi kekuatan. Mereka berdua mengajaknya makan bakso di pinggir jalan, dan Aisyah merasa seperti di rumah.
Bab VI: Masa Depan
Aisyah tumbuh di Bandung. Dia belajar tentang ilmu pengetahuan, tentang keadilan, dan tentang bagaimana perempuan bisa berperan besar dalam masyarakat. Dia berharap suatu hari bisa kembali ke Minangkabau dan membawa perubahan positif.
Dan begitulah, Aisyah menjejakkan jejaknya di Bandung—sebagai perantau, perempuan berkerudung, dan mahasiswa yang penuh semangat. Kehidupan barunya telah dimulai, dan dia siap mengukir cerita-cerita baru di kota ini.